Seperti yang tlah saya katakan pada tulisan sebelumnya, bahwa saya akan menjelaskan kenapa semua agama itu menyembah Tuhan yang maha Esa,? Berikut ulasannya *cekidoot
Sebenarnya ini bukan pemahaman liberalisme tapi lebih tepat dikatakan liberal. Perlu kalian ketahui bahwa secara etimologi liberal dan liberalisme itu berbeda. Mungkin kalian bisa melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai rujukannya. Dan paham liberalisme memang tidak boleh dalam Islam.
1. Islam. Berdasarkan dalil dalam QS. 112:1 yang Artinya : "Katakanlah! Dialah Allah( Ismu Dzat ) yang Esa"
dan QS. 1:4 yang Artinya:
"Akan engkau kami menyembah dan akan engkau kami meminta pertolongan"
dan dalam QS. 2:51 yang artinya:
"Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus"
2. Kristen. Berdasarkan dalil Markus 12:28-29
"28. Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: Hukum manakah yang paling utama?
29. jawab Yesus: Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."
3. Hindu. Berdasarkan kata Tuhan Yang Maha Esa melalui perantara Sri Krisna bersabda:
sa tayā śraddhayā yuktastasyārādhanam īhatelabhate ca tatah kamanmayaiva vihitān hi tān
setelah diberi kepercayaan tersebut,
mereka berusaha menyembah Dewa tertentu
dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya
hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.
setelah diberi kepercayaan tersebut,
mereka berusaha menyembah Dewa tertentu
dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya
hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.
4. Buddha. Dalam kitab udana III, buddha sakyamuni berkata:
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "Athi Ajatam Adbhutam Akatam Samkhatam", artinya: "Suatu yang tidak dilahirnya, tidak menjelma, tidak diciptakan dan yang mutlak". Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sesuatu tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya yang mutlak, yang tidak berkondisi (Asamkhatam) dapat dicapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara meditasi.
seperti yang saya kutip dalam buku Mazhab Ciputat, pembahasan Dekontruksi Islam yang berbunyi:
kesimpulan yang saya ambil adalah "semua agama itu Monotheisme, hanya jalan nya (dalam islam bisa dikatakan cara berTawashul) yang berbeda. Dan selaku umat beragama, tetap berpegang teguh kepada apa yang di yakinin sejak lahir."
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "Athi Ajatam Adbhutam Akatam Samkhatam", artinya: "Suatu yang tidak dilahirnya, tidak menjelma, tidak diciptakan dan yang mutlak". Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sesuatu tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya yang mutlak, yang tidak berkondisi (Asamkhatam) dapat dicapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara meditasi.
seperti yang saya kutip dalam buku Mazhab Ciputat, pembahasan Dekontruksi Islam yang berbunyi:
kesimpulan yang saya ambil adalah "semua agama itu Monotheisme, hanya jalan nya (dalam islam bisa dikatakan cara berTawashul) yang berbeda. Dan selaku umat beragama, tetap berpegang teguh kepada apa yang di yakinin sejak lahir."
(Bhagavad Gītā, 7.22)
artinya:
- Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "Athi Ajatam Adbhutam Akatam Samkhatam", artinya: "Suatu yang tidak dilahirnya, tidak menjelma, tidak diciptakan dan yang mutlak". Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sesuatu tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya yang mutlak, yang tidak berkondisi (Asamkhatam) dapat dicapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara meditasi. kalau kita meneliti ajaran tentang Hindu dan Buddha maka jelaslah ajaran agama tersebut sejalan dengan pemahaman Tashawwuf dalam Islam, yaitu pemahaman tentang spiritual makhluq.dalam menyucikan diri, dan mengembalikan segala sesuatu kepada Allah SWT.
-
- dalam buku mazhab Ciputat yang saya kutip dalam pembahasan Dekontruksi Islam yang berbunyi: "Dalam prosa kitab al-tasawin dan sajak sajak al-hallaj yang di sunting oleh louis massignon mengungkapkan transendensi Tuhan dan imanensi nya dalam hati manusia. Ini berarti bahwa Tuhan tidak identik dengan manusia dan alam. Annemerrie schimmel mengatakan bahwa teori al-hallaj adalah mempertahankan transendensi absolut Tuhan atas segala yang diciptakan, sifat Qidam-Nya, ketiadaan awal yang memisahkan nya dengan sifat Hadats (apa yang diciptakan dalam waktu)"
Komentar
Posting Komentar