Langsung ke konten utama

Fenomena Ketuhanan melalui konsep Diamond Part II

Seperti yang tlah saya katakan pada tulisan sebelumnya, bahwa saya akan menjelaskan kenapa semua agama itu menyembah Tuhan yang maha Esa,? Berikut ulasannya *cekidoot

Sebenarnya ini bukan pemahaman liberalisme tapi lebih tepat dikatakan liberal. Perlu kalian ketahui bahwa secara etimologi liberal dan liberalisme itu berbeda. Mungkin kalian bisa melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai rujukannya. Dan paham liberalisme memang tidak boleh dalam Islam. 

 1. Islam. Berdasarkan dalil dalam QS. 112:1 yang Artinya : "Katakanlah! Dialah Allah( Ismu Dzat ) yang Esa"
dan QS. 1:4 yang Artinya:
"Akan engkau kami menyembah dan akan engkau kami meminta pertolongan"
dan dalam QS. 2:51 yang artinya: 
"Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus"

 2. Kristen. Berdasarkan dalil Markus 12:28-29
  "28. Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: Hukum manakah yang paling utama?
      29. jawab Yesus: Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."
 3. Hindu. Berdasarkan kata Tuhan Yang Maha Esa melalui perantara Sri Krisna bersabda:
sa tayā śraddhayā yuktastasyārādhanam īhatelabhate ca tatah kamanmayaiva vihitān hi tān
setelah diberi kepercayaan tersebut,
mereka berusaha menyembah Dewa tertentu
dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya
hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.

4. Buddha. Dalam kitab udana III, buddha sakyamuni berkata:
Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "Athi Ajatam Adbhutam Akatam Samkhatam", artinya: "Suatu yang tidak dilahirnya, tidak menjelma, tidak diciptakan dan yang mutlak". Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sesuatu tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya yang mutlak, yang tidak berkondisi (Asamkhatam) dapat dicapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara meditasi.
seperti yang saya kutip dalam buku Mazhab Ciputat, pembahasan Dekontruksi Islam yang berbunyi:
kesimpulan yang saya ambil adalah "semua agama itu Monotheisme, hanya jalan nya (dalam islam bisa dikatakan cara berTawashul) yang berbeda. Dan selaku umat beragama, tetap berpegang teguh kepada apa yang di yakinin sejak lahir."
(Bhagavad Gītā, 7.22)
artinya:
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "Athi Ajatam Adbhutam Akatam Samkhatam", artinya: "Suatu yang tidak dilahirnya, tidak menjelma, tidak diciptakan dan yang mutlak". Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sesuatu tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya yang mutlak, yang tidak berkondisi (Asamkhatam) dapat dicapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara meditasi. kalau kita meneliti ajaran tentang Hindu dan Buddha maka jelaslah ajaran agama tersebut sejalan dengan pemahaman Tashawwuf dalam Islam, yaitu pemahaman tentang spiritual makhluq.dalam menyucikan diri, dan mengembalikan segala sesuatu kepada Allah SWT.
dalam buku mazhab Ciputat yang saya kutip dalam pembahasan Dekontruksi Islam yang berbunyi: "Dalam prosa kitab al-tasawin dan sajak sajak al-hallaj yang di sunting oleh louis massignon mengungkapkan transendensi Tuhan dan imanensi nya dalam hati manusia. Ini berarti bahwa Tuhan tidak identik dengan manusia dan alam. Annemerrie schimmel mengatakan bahwa teori al-hallaj adalah mempertahankan transendensi absolut Tuhan atas segala yang diciptakan, sifat Qidam-Nya, ketiadaan awal yang memisahkan nya dengan sifat Hadats (apa yang diciptakan dalam waktu)"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benang Merah Paham Monoteisme part I

Salaam. selamat sore kawan kawan, ketemu lagi nih sama tulisan anak sholeh *eeeaa haha, sore ini gue mau ngepost lagi nih. Yaah berkaitan dengan judul pasti nya. Gini, pasti kawan kawan nanya, kenapa sih gue bikin judul benang merah paham monoteisme? Untuk kawan kawan ketahui, postingan kali ini berkaitan sama postingan gue yang lalu. okeeh, tanpa mukaddimah langsung aja lah ya. Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah ar-Rahmân dengan nama apapun kamu seru Dia, pada-Nya nama nama yang indah" (QS 17:110) The Tao that can be told of is not the Absolute Tao. The Names that can be given are not absolute Names. (Lao-tze) Dalam Filsafat perennial, berbeda dari filsafat rasionalisme murni,kepercayaan,pengetahuan, dan kecintaan terhadap Tuhan merupakan fondasi bagi pengembangan epistemologinya. Bermula dari komitmen imani untuk menjawab sapaan kasih Tuhan, filsafat perennial melangkah pada tahapan praktis untuk melayani manusia sebagai sesama hamba Tuhan. Jadi, benih iman ya...

Penghujung kegelisahan

Mentari mulai meninggi awan kecil menghampiri Bumi, pun juga menyambut Kegelisahan ku memuncak Awanpun hampir berpagutan dengan bumi Kegelisahan ku memuncak Saat tanganku tak sanggup menjangkau awan Dipenghujung kegelisahan ku Terasa hembusan angin membawa awan Merangkul raga, damai didalam jiwa

Tuhan adalah sebuah bidang yang berpusat

Tuhan adalah sebuah bidang yang pusatnya ada dimana mana, yang kelilingnya tidak ada dimana mana. ngga ada yang bisa menyangkal bahwa Tuhan itu ngga ada sekalipun ia ateis. Perlu kawan kawan ketahui, bahwa orang ateis itu merupakan salah satu bentuk dari proses pemikiran dalam islam loh. Mungkin kawan kawan bingung? Begini loh, kenapa gue bilang begitu, karena di dalam Islam kita mengenal yang nama nya kalimat tahlil "Laa ilaaha illa Allah" . Dalam pemahaman sufisme di kenal dengan istilah Nafi Itsbat (menafikan menetapkan) yaitu dimana kita menafikan Tuhan (sesembahan) yang lain dan menetapkan Allah (Dzat Yang Wajib Wujud) sebagai Tuhan Yang mutlak d sembah. Naah, jika kita membahas nafi itsbat, maka kalimat nafi nya adalah "Laa Ilaaha ( Tiada Tuhan)" dalam konteks tidak ada Tuhan yang patut disembah. Naah itu lah letak pemahan ateis yang gue liat. dengan arti lain, orang orang ateis yang menggunakan pemikirannya dalam mencari kebenaran sebenernya dia udah separo ...